Saat para trainer baru
bermunculan karena peran social media, saya hampir tergoda untuk menggunakan
cara-cara instant untuk populer dan meraih keuntungan. Bersyukur guru kehidupan
saya mengingatkan, “Jamil, hidup bukan hanya tentang uang dan popularitas. Hidup
juga tentang konsistensi dan integritas.”
Salah satu soulmate
saya, Imam Suyono, menasihati, “Tidak perlu habis-habisan membangun pencitraan
lewat sosial media sebab itu hanya bedak dan lipstik. Biarkan orang tahu secara
alamiah tentang kualitas diri kita. Tidak perlu pakai bedak dan lipstik
berlebihan. Orang yang fokus kepada bedak dan lipstik dalam jangka panjang akan
rusak saat terlihat aslinya.”
Saat saya “iri” dengan
berbagai keberhasilan trainer lain karena trik-trik bisnisnya, sahabat bisnis
saya, Indrawan Nugroho, selalu berkata, “Kepala boleh panas, hati tetap dingin,
mas. Musik yang kita mainkan berbeda dengan mereka. Musik kita mungkin kurang
“ngepop” seperti mereka tetapi musik kita akan bertahan lama, mereka musiman
saja.”
Ya, ternyata membangun
reputasi bisnis dan integritas diri itu tak boleh instant, berbahaya. Sesuatu
yang dulu membuat saya iri, satu per satu kini tumbang bahkan menyisakan banyak
masalah. Sementara bisnis yang saya jalani dengan “slow” alhamdulillah kini
terus bertumbuh bahkan kelebihan order.
Kini saya percaya
dengan The Power of Slow, saat membangun bisnis tidak perlu buru-buru untuk
berhasil. Bangun pondasi bisnis secara bertahap dan berkelanjutan. Kuatkan SDM,
bangun tim, dan siapkan sistem yang kokoh. Ketika kita menyiapkan itu semua,
boleh jadi bisnis tampak berjalan slow alias lambat. Bersabarlah. Itu proses
yang memang harus dilalui.
The Power of Slow
bukan berarti lelet, lambat, malas. The Power of Slow adalah membangun
kekuatan, menyiapkan diri dan menyempurnakan hal-hal yang masih kurang.
Ketika semua sudah
siap dan kuat, saatnya kita berlari cepat bersaing dengan yang lebih kuat.
Perlahan dan pasti kita bisa mengimbangi bisnis lain yang lebih besar dan lebih
lama. Ibarat hidup, kita harus tahu kapan berjalan, kapan marathon dan kapan
sprint. Saat membangun bisnis, saran saya, gunakan The Power of Slow. Mungkin
orang lain melihat kita lambat namun sesungguhnya kita sedang membangun dan
menyiapkan kekuatan. Setuju?
Salam SuksesMulia!
by Jamil Azzaini
0 komentar:
Posting Komentar