Selama ini kita menganggap stres hanya dapat terjadi pada orang dewasa. Tetapi ternyata, belakangan ini anak-anak, bahkan balita, bisa mengalaminya.
Di Indonesia, kini tengah terjadi sebuah fenomena, sebagai akibat adanya perubahan di berbagai aspek kehidupan karena era globalisasi. Begitu banyak perubahan yang terjadi menyebabkan para orangtua dan anak dituntut mampu mengikuti semua perubahan itu. Orangtua tentu ingin anaknya menjadi orang yang berhasil di masa depan dan mampu menjawab tantangan zaman. Namun alih-alih bermaksud membangun karakter anak, orangtua justru semakin obsesif dan akhirnya justru membuat anak tersebut mengalami stres.
Yang mengkhawatirkan, jumlah anak yang mengalami stres semakin meningkat akibat hilangnya komunikasi anak dengan orangtua. Hal ini ditambah dengan padatnya aktivitas anak modern sekarang ini yang membuat mereka kehilangan waktu bermain, serta masalah pergaulan mereka dengan teman-temannya. Penyebab lain, gaya pengasuhan orangtua yang kurang tepat (otoriter, kurang demokratis, atau abai terhadap anak), serta cara stimulasi orangtua yang keliru yaitu dengan menetapkan target yang tidak dapat dicapai oleh anak.
Kenali Tanda Stres Pada Anak
Stres pada anak bisa terlihat secara fisik, emosi, psikologis, serta sosial. Tanda-tandanya antara lain rewel, mudah tersinggung, pemarah, kehilangan minat, percaya diri luntur, menunjukkan sikap gelisah, uring-uringan, bahkan ada yang menarik diri dari pertemanan. Hal ini disebabkan seorang anak belum bisa mengutarakan isi hatinya dengan mudah. Sehingga jika anak merasa tertekan, perasaan itu sering kali dilampiaskan pada perilaku atau gejala-gejala yang tidak menyenangkan.
Stres ini sebenarnya bisa dihindari melalui sebuah keluarga yang sehat. Karena memang pada dasarnya peran keluarga sangatlah penting untuk menciptakan generasi yang sehat dan kuat. Sebagai manusia yang belum berpengalaman dan kapasitas otak yang belum optimal, seorang anak tidak memiliki kemampuan untuk mencari solusi dari stres yang dideritanya, sehingga perlu mendapat bantuan dari orang dewasa agar stres yang dialaminya tidak berkepanjangan. Di sinilah peran orangtua sangat dibutuhkan.
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh orangtua agar anak tidak mengalami stres:
• Memperbaiki pola asuh. Bila selama ini Anda cenderung otoriter (atau sebaliknya serba boleh), sebaiknya Anda mengubah pola asuh. Berikan aturan yang jelas, mengapa aturan tersebut diberikan dan konsekuensi apabila peraturan dilanggar. Puji jika anak Anda bersikap positif. Tetapi, berikan teguran apabila anak melakukan pelanggaran serta penjelasan mengapa disiplin diberikan (bukan karena orangtua membenci anak).
• Tidak perlu menuntut yang berlebihan pada anak. Orangtua menginginkan anaknya mencapai yang terbaik, tetapi jangan tetapkan target yang tidak dapat dicapai oleh anak serta membanding-bandingkan seorang anak dengan orang lain. Terimalah seorang anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Jika anak gagal mencapai target, daripada bantulah anak agar dapat menjadi lebih baik di kemudian hari. Kegagalan yang dialami saat itu, tentu bukan berarti akhir segalanya.
• Membuat kedekatan dengan anak dan komunikasi dua arah yang terbuka. Kedekatan orangtua dengan anak akan membantu seorang anak terbuka terhadap orangtua dan leluasa menjadikan orangtua sebagai tempat curhat. Anak dapat menceritakan kejadian yang tidak menyenangkan yang dialaminya saat di sekolah atau di luar rumah. Orangtua, sebagai manusia yang lebih berpengalaman, dapat memberikan solusi yang baik untuk anak atau mengambil tindakan yang diperlukan agar kejadian tidak menyenangkan dapat dihindari. Ini sangat baik dibandingkan jika anak menceritakan permasalahannya kepada teman sebaya atau orang lain yang tidak tepat yang dapat memberikan saran yang membuatnya semakin terpuruk.
• Menciptakan keluarga yang harmonis dan nyaman bagi anak untuk bertumbuh kembang. Hubungan ayah ibu yang harmonis, kedekatan dengan kakak adik dan anggota keluarga lain membuat anak merasa nyaman dan betah di rumah. Hal ini membantunya terhindar dari pergaulan buruk yang dapat menimbulkan berbagai masalah yang dapat membuat anak stres. Selain itu, dengan keluarga harmonis dapat menghindari terjadinya pertengkaran bahkan perceraian yang akan mengganggu kestabilan emosi anak.
• Membentuk anak menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh. Seorang anak pada saatnya harus menjadi mandiri, karena tidak mungkin orangtua terus-menerus mengawasinya. Maka, bantu anak dengan melatihnya untuk membuat keputusan yang diperlukan. Misalnya, saat seorang anak menanyakan apakah suatu tindakan boleh dilakukan atau tidak, ajak anak berdiskusi apa hal baik dan hal negatif yang akan terjadi jika anak melakukan hal tersebut. Hal ini dapat membantu anak jika suatu saat ia harus membuat keputusan tanpa bantuan orangtua. Anak yang mandiri juga akan lebih dapat menyelesaikan masalahnya dan menangani keadaan ketika dia merasa tidak nyaman sehingga mencegah anak mengalami stres.
• Memberi keleluasaan yang wajar untuk anak. Untuk hal-hal yang tidak terlalu prinsip, berikan keleluasaan pada anak. Misalnya, dalam menentukan kegiatan ekstrakurikuler atau kursus yang akan diikutinya. Biarkan anak menyalurkan hobinya sehingga anak tidak merasa terkekang dan menikmati aktivitasnya.
• Memberikan asupan gizi seimbang dan istirahat cukup bagi anak. Karena asupan gizi dapat memengaruhi stres anak, maka sajikan makanan yang bergizi untuk anak Anda. Jangan membiasakannya dengan makanan cepat saji, soft drink, atau jajanan lain yang tidak bergizi. Juga biasakan anak makan dengan teratur dan tepat waktu. Sedangkan untuk membantu anak cukup tidur, bantu anak agar memiliki jadwal yang baik: tentukan kapan dia boleh bermain, kapan harus mengerjakan tugas dan jadwal lainnya sehingga anak memiliki waktu untuk tidur siang dan tidak sampai harus tidur larut malam untuk mengerjakan tugasnya.
Dengan perhatian dan kasih sayang dari orangtua tentu dapat membantu anak terhindar dari stres. Maka itulah, mari kita terus dukung, latih, dan asuh anak-anak agar dapat menikmati hari-harinya dengan ceria.
http://pasarrak.com/rak-sepatu
http://jualrakgudang.net/rak-obral-box-wagon/
http://jualraktoko.com/rak-sepatu
0 komentar:
Posting Komentar