KEUTAMAAN ILMU DAN AHLI ILMU DI DALAM ISLAM
Raya Rak
Minimarket April 4, 2015 ZArtikel
No Comments
Rasanya
tak habis-habisnya kita mesti bersyukur kepada Allah, karena dari limpahan
rahmat dan karuniaNya, hingga kini kita tetap tegar menjaga keimanan kita
sebagai tingkat nikmat yang paling tinggi. Sanjungan shalawat kita sampaikan
kepada junjungan kita Rasulullah SAW, yang mana telah berjasa menyampaikan
kebenaran kepada kita semua.
Ilmu,
telah menjadi simbol kemajuan dan kejayaan suatu bangsa. Islam merupakan agama
yang punya perhatian besar kepada ilmu pengetahuan. Islam sangat menekankan
umatnya untuk terus menuntut ilmu.
Ayat
pertama yang diturunkan Allah adalah Surat Al-‘Alaq, di dalam ayat itu Allah
memerintahan kita untuk membaca dan belajar. Allah mengajarkan kita dengan
qalam – yang sering kita artikan dengan pena.
Akan
tetapi sebenarnya kata qalam juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang yang
dapat dipergunakan untuk mentransfer ilmu kepada orang lain. Kata Qalam tidak
diletakkan dalam pengertian yang sempit. Sehingga pada setiap zaman kata qalam
dapat memiliki arti yang lebih banyak. Seperti pada zaman sekarang, komputer
dan segala perangkatnya termasuk internet bisa diartikan sebagai penafsiran
kata qalam.
Dalam
surat Al-‘Alaq, Allah Swt memerintahkan kita untuk menuntut ilmu. Setelah itu
kewajiban kedua adalah mentransfer ilmu tersebut.
Dalam
ajaran Islam, baik dalam ayat Qur’an maupun hadits, bahwa ilmu pengetahuan
paling tinggi nilainya melebihi hal-hal lain. Bahkan sifat Allah Swt adalah Dia
memiliki ilmu yang Maha Mengetahui. Seorang penyair besar Islam mengungkapkan
bahwa kekuatan suatu bangsa berada pada ilmu. Saat ini kekuatan tidak bertumpu
pada kekuatan fisik dan harta, tetapi kekuatan dalam hal ilmu pengetahuan.
Orang yang tinggi di hadapan Allah Swt adalah mereka yang berilmu.
Dalam
sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw menganjurkan kita untuk menuntut ilmu sampai
ke liang lahat. Tidak ada Nabi lain yang begitu besar perhatian dan
penekanannya pada kewajiban menuntut ilmu sedetail nabi Muhammad Saw.
Maka
bukan hal yang asing jika waktu itu kita mendengar bahwa Islam memegang peranan
yang penting dalam peradaban ilmu pengetahuan. Semua cabang ilmu pengetahuan
didominasi oleh Islam yang dibangun oleh para ilmuwan Islam pada zaman itu yang
berawal dari kota Madinah, Spanyol, Cordova dan negara-negara lainnya. Itulah
zaman yang kita kenal dengan zaman keemasan Islam, walaupun setelah itu Islam
mengalami kemunduran. Di zaman itu, di mana negara-negara di Eropa belum ada
yang membangun perguruan tinggi, negara-negara Islam telah banyak membangun
pusat-pusat studi pengetahun. Tugas kita sekarang adalah mengembalikan masa
kejayaan Islam melalui ilmu pengetahuan.
Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengumpulkan keutamaan ilmu ini dalam 13 point:
Bahwa
ilmu dien adalah warisan para nabi Shallallaahu alaihi wa Salam, warisan yang
paling mulia dan berharga. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah
bersabda:
فَضْلُ
الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى النُّجُوْمِ. اَلْعُلَمَاءُ
وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، وَاْلأَنْبِيَاءُ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَاًرا وَلاَ
دِرْهَمًا وَإِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ
وَافِرٍ. الترمذي).
“Keutamaan
sesorang ‘alim (berilmu) atas seorang ‘abid (ahli ibadah) seperti keutamaan
bulan atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya ulama itu pewaris para nabi.
Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, mereka hanyalah
mewariskan ilmu, maka barangsiapa mengambilnya (warisan ilmu) maka dia telah
mengambil keuntungan yang banyak.” (HR. Tirmidzi).
Ilmu
itu tetap akan kekal sekalipun pemiliknya telah mati, berbeda dengan harta.
Karena harta yang jadi rebutan manusia itu pasti akan sirna. Rasul Shallallaahu
alaihi wa Salam bersabda:
إِذَا
مَاتَ اْلإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ:
صَدَقَةٌ
جَارِيَةٌ أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُوْ لَهُ.
“Jika
manusia mati terputuslah amalnya kecuali tiga: shadaqah jariyah, atau ilmu yang
dia amalkan atau anak shalih yang mendoakannya.”
Ilmu,
sebanyak apapun tak menyusahkan pemiliknya untuk menyimpan, tak perlu gedung
yang tinggi dan besar untuk meletakkannya. Cukup disimpan dalam dada dan
kepalanya, bahkan ilmu itu yang akan menjaga pemiliknya sehingga memberi rasa
nyaman dan aman, lain halnya dengan harta yang semakin bertumpuk, semakin susah
pula untuk mencari tempat menyimpannya, belum lagi harus menjaganya dengan
susah payah bahkan bisa menggelisahkan pemiliknya.
Ilmu, bisa menghantarkan pemiliknya menjadi saksi atas kebenaran dan keesaan Allah. Sedang pemilik harta? Harta sama sekali takkan menghantarkan pemiliknya sampai ke derajat sana.
Para Ahli ilmu agama termasuk golongan petinggi kehidupan yang Allah perintahkan supaya orang mentaatinya, tentunya selama tidak menganjurkan durhaka kepada Allah dan RasulNya, sebagaimana firmanNya:“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan ulil amri di antara kamu.” (An-Nisa: 59).
Para ulama, mereka itulah yang tetap tegar dalam mewujudkan syariat Allah hingga datangnya hari kiamat. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda:
Ilmu, bisa menghantarkan pemiliknya menjadi saksi atas kebenaran dan keesaan Allah. Sedang pemilik harta? Harta sama sekali takkan menghantarkan pemiliknya sampai ke derajat sana.
Para Ahli ilmu agama termasuk golongan petinggi kehidupan yang Allah perintahkan supaya orang mentaatinya, tentunya selama tidak menganjurkan durhaka kepada Allah dan RasulNya, sebagaimana firmanNya:“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan ulil amri di antara kamu.” (An-Nisa: 59).
Para ulama, mereka itulah yang tetap tegar dalam mewujudkan syariat Allah hingga datangnya hari kiamat. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda:
مَنْ
يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ
وَاللهُ هُوَ الْمُعْطِيْ وَلاَ تَزَالُ هَذِهِ اْلأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ
اللهِ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ.
“Barangsiapa
yang Allah kehendaki padanya kebaikan, maka Allah akan fahamkan dia dalam
(masalah) agama. Aku adalah Al-Qasim (yang membagi) sedang Allah Azza wa Jalla
adalah yang Maha Memberi. Umat ini akan senantiasa tegak di atas perintah
Allah, tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka
sampai datang putusan Allah.” (HR. Al-Bukhari).
Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam menggambarkan para pemilik ilmu dengan lembah yang
bisa menampung air yang bermanfaat terhadap alam sekitar, beliau bersabda, yang
artinya:
Perumpamaan dari petunjuk ilmu yang aku diutus dengannya bagaikan hujan yang menimpa tanah, sebagian di antaranya ada yang baik (subur) yang mampu menampung air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak, di antaranya lagi ada sebagian tanah keras yang (mampu) menahan air yang dengannya Allah memberikan manfaat kepada manusia untuk minuman, mengairi tanaman dan bercocok tanam. Dan sebagian menimpa tanah tandus kering yang gersang, tidak bisa menahan air yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
Perumpamaan dari petunjuk ilmu yang aku diutus dengannya bagaikan hujan yang menimpa tanah, sebagian di antaranya ada yang baik (subur) yang mampu menampung air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak, di antaranya lagi ada sebagian tanah keras yang (mampu) menahan air yang dengannya Allah memberikan manfaat kepada manusia untuk minuman, mengairi tanaman dan bercocok tanam. Dan sebagian menimpa tanah tandus kering yang gersang, tidak bisa menahan air yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
Orang
yang memahami agama Allah dan memanfaatkan apa yang aku bawa, maka dia
mempelajari dan mengajarkannya. Sedangkan orang yang tidak (tidak memperhatikan
ilmu) itu (maka) dia tidak mendapatkan petunjuk Allah (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).
Ilmu
adalah jalan menuju Surga, tiada jalan pintas menuju Surga kecuali ilmu.
Sabdanya:
مَنْ
سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا
إِلَى الْجَنَّةِ.
Barangsiapa
menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju
Surga.” (HR. Muslim).
Ilmu
merupakan pertanda kebaikan seorang hamba. Tidaklah akan menjadi baik melainkan
orang yang berilmu, sekalipun bukan jaminan mutlak orang yang (mengaku) berilmu
mesti baik.
Sabda beliau Shallallaahu alaihi wa Salam :
Sabda beliau Shallallaahu alaihi wa Salam :
مَنْ
يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ.
“Siapa
yang Allah kehendaki kebaikan, Allah akan pahamkan dia (masalah) dien.”
(Al-Bukhari).
Ilmu
adalah cahaya yang menerangi kehidupan hamba sehingga dia tahu bagaimana
beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan para hamba Allah.
Orang ‘alim (berilmu) adalah cahaya bagi manusia lainnya. Dengan dirinyalah manusia dapat tertunjuki jalan hidupnya.
Allah akan mengangkat derajat Ahli Ilmu (orang alim) di dunia dan akhirat. Di dunia Allah angkat derajatnya di tengah-tengah umat manusia sesuai dengan tingkat amal yang dia tegakkan. Dan di akhirat akan Allah angkat derajat mereka di Surga sesuai dengan derajat ilmu yang telah diamalkan dan diajarkannya. Allah Subhannahu wa Ta’ala dalam surat Mujadilah: 11 telah berfirman:
Orang ‘alim (berilmu) adalah cahaya bagi manusia lainnya. Dengan dirinyalah manusia dapat tertunjuki jalan hidupnya.
Allah akan mengangkat derajat Ahli Ilmu (orang alim) di dunia dan akhirat. Di dunia Allah angkat derajatnya di tengah-tengah umat manusia sesuai dengan tingkat amal yang dia tegakkan. Dan di akhirat akan Allah angkat derajat mereka di Surga sesuai dengan derajat ilmu yang telah diamalkan dan diajarkannya. Allah Subhannahu wa Ta’ala dalam surat Mujadilah: 11 telah berfirman:
يَرْفَعِ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
Kesimpulannya
adalah:
Bahwa
problem yang terbesar di kalangan umat ini adalah al-jahl biddien, bodoh
tentang agamanya.
Tidak akan terangkat derajat umat ini menuju sebuah kejayaan kecuali harus bangkit dan menggali ilmu agama secara benar.
Ilmu agama yang akan membawa kejayaan adalah ilmu yang diamalkan dari sumber yang benar pula, bila tidak justru akan membawa kepada kehancuran dan laknat Allah.
Tidak akan terangkat derajat umat ini menuju sebuah kejayaan kecuali harus bangkit dan menggali ilmu agama secara benar.
Ilmu agama yang akan membawa kejayaan adalah ilmu yang diamalkan dari sumber yang benar pula, bila tidak justru akan membawa kepada kehancuran dan laknat Allah.
Karena
itulah mari kita gali ilmu agama secara benar dari sumber aslinya yaitu
Al-Qur’an dan Sunnah melalui pemahaman para Salafus-Shalih yakni para sahabat
radhiyallahu ‘anhum serta para pengikutnya hingga hari akhir.
http://jayarakminimarket.com
http://rayarakminimarket.com/jual-rak-mundo-wire-meshrak-gantungram-bingkai-rak-mundo
http://rayarakminimarket.com/jual-rak-minimarket-2/
0 komentar:
Posting Komentar