Oleh William Wiguna
Mengukur Talenta Kita dalam Berkomunikasi
Suatu ketika dalam perjalanan saya ke airport, saya sempat bertanya
kepada supir Taxi, apakah irit mobil Taxi yang saat ini sedang dia
kemudikan. Dengan spontan dia langsung menjawab saya "Sangat irit, pak".
Kemudian
saya teruskan pertanyaannya: "Seberapa irit sih pak?", dan dijawabnya:
"Satu liter untuk 18 km pak! dibandingkan dengan mobil Taxi yang dulu
saya pakai yang cuma satu liter untuk 16 km mobil sekarang ini lebih
irit". Saya segera menghubung-hubungkan betapa irit-nya mobil Taxi
tersebut dengan mobil lain yang saya ketahui cuma bisa mencapai 1 liter
untuk 10-11 km. "Wah, benar-benar irit ya pak!" saya konfirmasikan
jawaban supir Taxi tersebut. Di dalam benak pikiran saya, nanti dalam
seminar saya harus bisa menyampaikan hal nyata seperti ini. Karena untuk
menjelaskan salah satu dari Talenta kita, rasanya sangat sukar untuk
dibuat obyektif bukan?
Sebagai contoh, seringkali kalau orang
berkonsultasi dengan saya memberikan jawaban atas pertanyaan bahwa
apakah Talenta yang menurut Anda paling dominan, maka sebagian besar
mereka menjawab dengan kata "kira-kira" atau "mungkin". Syukurlah dengan
adanya cermin 41 Talenta, kami sangat mudah menentukan dan menjawab
pertanyaan tersebut dengan cepat dan obyektif lengkap dengan parameter
ukurannya.
Hal ini sangat perlu, mengingat Talenta ini yang
berfungsi saat kita menghadapi masalah misalnya saat berkomunikasi
dengan isteri atau teman. Kita seringkali salah menggunakan dan mengukur
Talenta yang kita miliki dan lawan bicara kita. Sehingga, walaupun usia
pernikahan sudah puluhan tahun, maka bisa saja komunikasi ringan
menjadi "bencana".
Ada beberapa Talenta manusia yang bekerja saat
kita berkomunikasi seperti: Talenta Adaptasi, Detail, Analisa yang bisa
salah pemanfaatannya bila kita "tidak tahu diri" atau memaksakan
Talenta kita padahal lawan bicara kita mungkin lebih baik di salah satu
Talenta-nya. Tidak pernah dalam diri seseorang, memiliki ke 41 Talenta
yang semuanya MAX (atau sempurna). Karena bila dia sudah sempurna,
mungkin dia sudah tidak perlu lagi berkomunikasi atau tidak ada lagi
yang bisa diajak komunikasi bukan?
Cobalah kita persiapkan bila
kita ingin berkomunikasi yaitu 1 menit di awal pembicaraan, gunakan
untuk membaca situasi atau melihat Talenta lawan bicara kita. Jangan
anggap kalau bicara di awal-awal itu cuma basa-basi. Karena
berkomunikasi juga mengikuti hukum "kesan pertama begitu....,
selanjutnya terserah Anda"
Salam Karakter, William Wiguna
http://pasarrak.com/trolley-belanja-supermarket
http://rayarakminimarket.com/meja-kasir/
http://jayarak.com/mejakasir/
0 komentar:
Posting Komentar